Batik Sembagi, Kekayaan Daerah Lampung

batik lampung

Sembagi adalah salah satu batik Lampung yang memiliki nilai seni klasik yang layak dipakai dan diangkat ke permukaan mengingat filosofi dan estetikanya. Jika tidak, tentu hanya ada satu kata: hilang. Lalu generasi mendatang, mengenal wastra Lampung itu sebagai dongeng. Sembagi bisa digunakan untuk pria dan wanita.

Batik Sembagi Lampung memiliki motif geometris flora dan tersusun satu serta terdapat motif, diantaranya sekebar, kaca piring, sedundun dan cina.

Sekebar ialah motif paling besar dan digunakan untuk raja-raja, lalu sedundun bermotif bunga sedundun, kaca piring bermotif bunga kaca piring, dan sembagi cina motifnya diambil dari bunga teratai.

Motif sembagi, tidak ada di daerah lain. Namun saat ini banyak diambil pembatik dari Jawa, padahal itu motif Lampung.

Sembagi yang memiliki tingkat kesulitan pembuatan, menjadikannya sulit berkembang. Ini karena pembuatan titik-titik kecil sangat luar biasa.

Banyak yang tidak punya kemampuan untuk membuatnya, bisa menghabiskan waktu dua hingga lima bulan karena tingkat kesulitannya yang tinggi.

Batik sembagi juga memiliki dua tumpal (geometris berbentuk bidang segitiga) di ujung selendang. Itu, merupakan ciri yang berbeda dengan batik Jawa yang memiliki satu tumpal.

Hal lain yang membuat sembagi tidak berkembang, ialah adanya batik yang dibuat untuk kepentingan komersial, bukan sebagai penghormatan budaya.

Meskipun sudah banyak membuat batik sembagi, namun kalah pasaran karena secara image masyarakat Lampung tahunya siger. Siger adalah mahkota pengantin wanita Lampung yang berbentuk segitiga, berwarna emas dan biasanya memiliki cabang atau lekuk berjumlah sembilan atau tujuh. Siger merupakan benda yang sangat umum di Lampung dan merupakan simbol khas daerah ini.

 

Batik Sembagi, Kekayaan Daerah Lampung

Anda telah membaca artikel tentang "Batik Sembagi, Kekayaan Daerah Lampung". Semoga bermanfaat serta menambah wawasan dan pengetahuan. Terima kasih.

Rekomendasi artikel lainnya

Tentang Penulis: Arsip Digital

Berbagi informasi dan pengetahuan dalam arsip digital online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *